Biografi : Pemilik Blog
Saya adalah anak tunggal dari pasangan Ir. L. Moniharapon dan Helena J. Thenu, Sejak 2001 ibu mengandungku di Manokwari dan melahirkanku di Rumah Sakit GPM Ambon, pada Hari Senin, 31 Desember 2001, yang mana pada sat itu situasi Kota Ambon sedang kacau karna sedang terjadi Kerusuhan, beberapa akses jalan ditutup, terjadi pembakaran, pembunuhan, penjarahan dan perusakan dimana-mana, sehingga peristiwa ini sangat berkesan bagi saya, bagaimana ibu saya berjuang untuk melahirkanku.
Kerusuhan Ambon 2001 |
Pendidikan saya dimulai dari TK. YPPK Santa Rita Manokwari pada 2005, kemudian saya bersekolah di SD YPPK Santo Fransiskus 02 dan pindah ke SD Negeri 05 Sanggeng, saat kelas 4 saya sangat tidak suka dengan pelajaran Matematika, bahkan setiap jam matematika terkadang saya tidak masuk karena takut ditanya soal perkalian, meskipun begitu setiap sore saya selalu mengajarkan adik-adik di kompleks untuk membaca, menulis dan menghitung (matematika), sampai sekarang di perkuliahan pun saya masih tetap tidak menyukai Pelajaran Matematika, namun ada satu yang selalu saya ingat “benci matematika boleh, bukan berarti bodoh dalam matematika.”, selanjutnya saya bersekolah di SMP Negeri 01 Manokwari dan lanjut ke SMA Negeri 01 Manokwari pada jurusan IPA dan lulus pada tahun 2020 atau Angkatan Corona I dan, sekarang saya adalah Mahasiswa di Universitas Papua, fakultas Teknik pada Program Studi Teknik Informatika.
Gedung Program Studi Teknik Informatika UNIPA |
Awalnya Informatika bukanlah jurusan yang saya inginkan, sejak kecil saya sangat senang dengan Kartografi/Perpetaan, ada banyak atlas dunia dan Indonesia yang saya punya dan setiap hari saya melihat dan menghafal letak negara/provinsi di Indonesia bahkan saya mencatat makna-makna lambang tiap Provinsi di Indonesia, perbedaan sejarah, sosial, budaya, dan ciri khas tiap daerah selalu ada, hal inilah yang membuat saya senang mencari tahunya, sehingga keliling Indonesia adalah salah satu cita-citaku, bagaimana bisa berada dalam lingkungan yang tumbuh dengan sejarah, sosial dan budaya yang berbeda di tiap daerah istilahnya yah Jalan-jalan.
Lomba cerdas cermat Tata Ruang, 2018 |
Saat SMP-SMA saya dan beberapa teman, pernah mengikuti Lomba cerdas cermat mengenai Penataan Ruang di Provinsi Papua Barat, dan saat itu saya mendapat bagian untuk mempelajari mengenai sejarah berdirinya Kabupaten/Kota di Papua Barat, ibukota kab/kota, UU pembentukannya, luas wilayah, jumlah dan nama kecamatan, suku-suku dan budaya adat Papua, dan sistem pemerintahannya. Selain itu juga kami mempelajari bagaimana menciptakan dan menata suatu Wilayah yang baik ternyata ada banyak kriteria yang harus diperhatikan, dan menarik untuk dipelajari agar mewujudkan penataan ruang yang baik dan benar, sehingga menjelang lulus SMA saya berkeinginan untuk mengambil Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota/PWK, saat itu saya mendapat kuota Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dari sekolah, saya memilih Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota/PWK pada Universitas Sam Ratulangi, Manado (pilihan pertama) dan Universitas Pattimura, Ambon (pilihan kedua).
Beberapa bulan kemudian hasil SNMPTN diumumkan dan saya diterima di Universitas Pattimura dengan program studi yang saya inginkan, selanjutnya saya melengkapi persyaratan untuk melakukan registrasi ulang sebagai mahasiswa baru namun karena satu dan lain hal, saya harus menghanguskan kesempatan emas yang saya inginkan tersebut dan sampai saat ini saya masih sangat Kecewa jika mengingatnya kembali, sebelumnya saya juga mendaftar pada Universitas Papua/UNIPA lewat jalur Seleksi siswa andalan masuk UNIPA (SESAMA-UNIPA) dan memilih program studi Teknik Informatika (pilihan pertama) dan Teknik Sipil (pilihan kedua), awalnya saat memilih Program studi di UNIPA, saya memilih dengan sembarangan karena katanya orang tua jurusan ini sangat dibutuhkan tetapi sebelumnya saya yakin akan kuliah di luar Manokwari sehingga saya tidak terlalu memikirkan jurusan di UNIPA, dibulan yang sama hasil SESAMA-UNIPA juga keluar dan nama saya tembus di pilihan pertama dan, sekarang saya adalah mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Papua.
Awal-awal perkuliahan saya merasa susah sekali, karena sebelumnya saya tidak ada dasar ataupun pengetahuan tentang komputer/teknologi karena di SMA jurusan IPA, bahkan sering merasa salah jurusan karena masih kecewa melepaskan program studi yang saya inginkan, ditambah sistem pembelajaran secara Daring ini beberapa kali saya berpikir untuk pindah jurusan, tapi orang tua saya selalu memberikan nasehat, dukungan, dan motivasi terlebih bapa yang selalu menemani saya saat kuliah Daring di Ruang Tamu ia selalu bilang “itu perhatikan mengerti to! Supaya kalau ada tugas bisa bikin... Ingatan harus sopan deng hargai dosen dan teman-teman ee....” Setiap hari bapa sampaikan kalimat itu, karna saya sering mengeluh bahwa jurusan ini sangat sulit dan susah bagi saya, terkadang beberapa dosen yang memberikan tugas saya bingung karena penjelasan yang kurang saya pahami karena belajar secara daring, tetapi sampai saat ini banyak sekali teman-teman saya yang membantu, dan menjelaskan kepada saya walaupun beberapa teman belum pernah bertemu karena kuliah Daring, saya yakin, saya juga Bisa bukan berarti jurusan ini bukan keinginan saya, sehingga saya tidak mampu, saya yakin ini adalah rencana Tuhan, dan ketika Tuhan menempatkan saya di sini, Ia tau saya mampu dan, Tuhan sendirilah yang akan menolong, Ia tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan kita!! Okeee...
Ada satu kalimat yang selalu saya ingat "Sesulit apa pun jalanya, jangan pernah berpikir untuk menyerah karna kamu tidak akan tahu, apa yang sedang menantimu diujung perjuangan nanti.", terkadang untuk menjadi sukses atau mengapai cita-cita ada banyak sekali suka-duka, rintangan, dan cobaan namun kita tidak boleh putus asa, dari hal-hal tersebutlah kita mendapat pengalaman berarti tentang bagaimana mencapai sesuatu, dan jangan lupa selalu berdoa agar diberi kekuatan dan kemampuan untuk bisa menjalaninya.
1 tahun kemudian sebelum semester 3 tepatnya bulan Juli 2021, bapa saya meninggal karena sakit di Manokwari sedangkan saya sedang di Ambon sejak bulan Juni, ketika beliau meninggal saat itu penerbangan ke Manokwari sangat sulit diakses karena pandemi Covid-19 dan beberapa syarat penerbangan yang ketat, dua hari setelah bapa meninggal saya baru bisa berangkat dengan perjalanan panjang dari Ambon transit Ternate, selanjutnya ke Makassar dalam perjalanan ini di waktu yang sama bapa saya sedang dimakamkan, saat itu saya hanya memandang langit biru dan merenung karna tidak bisa melihat bapa untuk terakhir kalinya, setelah sampai di Makassar saya bermalam dan paginya berangkat menuju Sorong dan sampai di Manokwari, saya sampai satu hari setelah bapa sudah dimakamkan. Peristiwa ini sampai sekarang saya masih tidak percaya menerima kepergiannya, meskipun begitu saya yakin apa yang Tuhan buat selalu Baik, saat ini saya tinggal dengan ibu, tujuan saya yaitu terus melayani Tuhan, juga lulus dengan baik dan tepat waktu, Impian saya yaitu bisa Membanggakan Orang tua dan Keluarga dan mendapatkan pekerjaan yang baik, semuanya saya serahkan kepada Tuhan dengan selalu bersyukur dalam segala keadaan.
Makam Bapa |
berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya.
Bisa jadi motivasi utk kitong ini 😍 trimakasihhh glen 🙏😇
BalasHapusAminn.. Terima kasih kembali...
HapusSemoga semesta memberkati dan memberikan kekuatan, semngat ade ganteng :D
BalasHapusAminn, Terima kasih banyak Kaka Dosen 😇
HapusTerharu e🥺, semangt kovic
BalasHapusHehehe..., Dangke Tasya
HapusSemangat buat kita semua....